Friday, December 7, 2012

SEJARAH SINGKAT BERDIRI PSM


I. Masa perintisan

Tahun 1303 H., seorang ulama besar ahli hikmah sufiyah bernama Ky. Hasan Ulama’- Di usianya ke 80, putera  dari Kyai Kholifah (Pangeran Kertopati – salah satu pejuang dan penasehat spiritual Pangeran Diponegoro), mendirikan sebuah Pesantren di daerah Takeran (dimana dulu masih masuk wilayah Madiun sekarang masuk wilayah kab. Magetan Jawa Timur) pesantren tersebut terkenal dengan nama Pesantren Takeran. Pesantren ini masih bersifat tradisional (salaf) yang berbasis tarekat sathoriyah, Ky. Hasan Ulama sebagai imam (mursyidnya) dengan dibantu oleh Kyai Haji Muhammad Ilyas. Ribuan santri datang dari bebagai tempat untuk menimba ilmu sekaligus sebagai murid tarekat. KH Muhammad Ilyas mangkat pada tahun 1317 H. Kemudian  digantikan Kyai Imam Tafsir dan Kyai Muhammad Zaid.
Ky. Hasan Ulama wafat Th. 1920 M. kemudian pesantren diteruskan putera sulungnya ; “ KH. Imam Muttaqien Bin Kyai Hasan Ulama ", dibantu kerabat dan sahabat, serta para murid senior dengan tetap menggunakan sistem tradisional yang berbasis tarekat sathoriyah. KH. Imam Muttaqien, wafat Th. 1936.

II. Masa Pembaruan/ Modernisasi

Wafatnya KH. Imam Muttaqien, mendorong putera sulungnya bernama Ky. Imam Mursyid Muttaqien, mengadakan terobosan di usia beliau yang relative muda ( 23 Th ), yaitu memordenisir pesantren. Tepatnya tanggal 16 September 1943, Pesantren Takeran, namanya di ubah menjadi: PESANTREN SABILIL MUTTAQIEN ( PSM ), sekaligus mendirikan lembaga pendidikan formal, dengan memadukan system tradisonal dan modern; sehingga dalam periode ini telah dikenal pendidikan dengan sistem “Kulliyatul Mu’allimin”, dan di era ini sebuah system manajemen pengelolaan pesantren secara lebih terbuka, mencoba dikenalkan, sehingga pesantren tidak hanya mengandalkan kharisma/ ketokohan figure saja, tetapi diperkuat dengan sebuah system yang terorganisir, melalui sebuah perencanaan yang sistematis dan simultan. Maka sejak periode ini, PSM melalui alumni/ murid yang berasal dari berbagai daerah mendirikan cabang – cabang PSM, dengan pilar utamanya tetap berbasis pendidikan. Esensi dalam masa pembaruan ini, adalah keberanian Ky.Imam Mursyid, membedah tradisi pesantren “ sentries” yang berbasis tarekat sathariyah, hanya mengandalkan charisma seorang kyai, di modernisir menjadi sebuah lembaga pendidikan formal, dan menjabarkan pemahaman tarekat sathoriyah secara individual (hubungan murid dan guru / mursyid) ke dalam misi dakwah bil hal, melalui sebuah organisasi yang berbasis pesantren dengan nama “ Pesantren Sabilil Muttaqqien ” (PSM), sehingga didalam PSM juga di berikan pedoman dan landasan pesantren dalam bentuk “ Risalah  Peraturan Umum " ( Anggaran dasar ) dan “ Risalah Peraturan Khusus " ( Anggaran rumah tangga ).
Perubahan nama ini (dari pesantren Takeran menjadi Pesantren Sabilil Muttaqien -PSM) tidak merubah tujuan utama pesantren Takeran yaitu Memancarkan pendidikan luas tentang Islam sehingga Pesantren ini dapat mengeluarkan sebanyak-banyaknya orang yang cakap dan luas  serta tinggi kefahamannya tentang agama Islam rahin berbakti dan beramal kepada masyarakat, berdasarkan Taqwa kepada Allah, sehingga menjadi anggota masyarakat yang berilmu (terpelajar), beramal dan bertaqwa.

No comments:

Post a Comment