1.1
Pendahuluan
Paragraf adalah seperangkat kalimat
yang membicarakan suatu gagasan atau pikiran. Pengertian lainnya adalah bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan terpadu
serta merupakan satu kesatuan pikiran. Paragraf disusun secara sistematis
dan mengandung satu pikiran utama. Dengan demikian, sebuah paragraf
hanya mengandung satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas.
Contoh sebuah paragraf :
Polusi udara selamanya selalu memusingkan.
Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan –keterbatasan yang dimiliki kita tetap menjadikan
polusi udara sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar
berlangsung, penanganan polusi udara terus terjadi . hal ini mengundang
keprihatinan kita karena masalah polusi udara banyak sedikitnya mempunyai
kaitan dengan masalah pencemarna udara dan air. Selama melakukan pemeriksaan
kendaraan, pengolahan limbah industri dan penghijauan itu belum dapat
dilaksanakan dengan baik, selama itu pula polusi udara menjadi masalah.
Paragraph ini terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal polusi udara. Oleh sebab itu, paragraph itu mempunyai topik “polusi udara” karena pokok permasalahan dalam paragraph itu adalah masalah polusi udara.
Paragraph ini terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal polusi udara. Oleh sebab itu, paragraph itu mempunyai topik “polusi udara” karena pokok permasalahan dalam paragraph itu adalah masalah polusi udara.
Dalam tulisan-tulisan lain
mungkin sering di jumpai tpik paragraph, seperti :
1.
Peranan bahasa dalam kehidupan;
2. Penyebab
kebakaran hutan;
3. Perombakan
kabinet;
4. Tragedi
Semanggi;
5. Kehidupan
di ruang angkasa;
Topik paragraph adalah pikiran utama di dalam sebuah
paragraf. Semua pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini.
Oleh sebab itu, kadang-kadang di sebut juga gagasan pokok di dalam sebuah
paragraf. Apa yang menjadi pokok menjadi pembicaraan dalam sebuah paragraf,
itulah topik paragraf. Topik paragraf dijabarkan dalam kalimat topik atau
kalimat utama.
1.2
Syarat-Syarat Paragraf
Paragraf yang baik harus memiliki
dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.
a)
Kesatuan Paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat
hanya satu pokok pikiran. Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata
secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok
paragraf itu. Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf,
paragraf menjadi tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat yang menyimpang harus
dikeluarkan dari paragraf.
Contoh:
Indonesia
sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari mahasiswa Gunadarma setelah selesai
mewakilkan Indonesia di pertandingan final kejuaraan IT tingkat Internasional,
minggu malam, di Gedung Senayan City, Jakarta. Gunadarma kalimalang terdapat di
Kalimalang Bekasi Barat, ibu kota provinsi Jawa Barat. Pernyataan itu dianggap
wajar karena apa yang diimpi-impikan selama ini dapat terwujud, yaitu satu
mendali emas, dua mendali perak, dan tiga mendali perunggu. Hal ini ditambah
lagi oleh mahasiswa IT terbaik yang jatuh ke tangan Indonesia. Hasil yang
diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang pernah diraih oleh Indonesia
dalam pertandingan seperti itu.
b) Kepaduan
Paragraf
Kepaduan
paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui
ungkapan-ungkapan pengait antarkalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam
susunan kalimat-kalimat dalam paragraf.
1.3
Pengait Paragraf
Agar paragraf menjadi padu
digunakan pengait paragraf, yaitu berupa :
1. Ungkapan penghubung
transisi.
2. Kata
ganti.
3. Kata
kunci ( pengulangan kata yang terpenting ).
1. Beberapa Kata
Transisi
A. Hubungan tambahan :
lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu,
lalu, berikutnya, demikian, pula, begitu juga, lagi pula.
B. Hubungan
pertentangan :
Akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun, demikian,
sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
C. Hubungan
perbandingan :
Sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan
itu.
D. Hubungan
akibat :
Oleh sebab itu, jadi, akibat, akibatnya, oleh karena itu,
maka, oleh sebab itu.
E. Hubungan
tujuan :
Untuk itu, untuk maksud itu.
F. Hubungan
singkatan :
Singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata
lain, sebagai simpulan.
G. Hubungan
waktu :
Sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian.
H. Hubungan
tempat :
Berdekatan dengan itu.
2.
Kata Ganti.
Ungkapan
pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti orang maupun
kata ganti yang lain.
1. Kata
Ganti Orang
Dalam usaha memadu kalimat-kalimat
dalam suatu paragraf, banyak menggunakan kata ganti orang. Pemakaian kat ganti
ini berguna untuk menghindari penyebutan nama orang berkali-kali. Kata ganti
yang dimaksud adalah saya, aku, ku, kita, kami (kaa ganti orang
pertama), engkau, kau, kamu, mu, kamu sekalian (kata ganti orang kedua),
dia, ia, beliau, mereka, dan nya (kata ganti orang ketiga).
Contoh :
Ana, Selpianah, dan Qisti adalah
teman kampus sejak semester 3 hingga sekarang. Kini mereka sudah menyandang
gelar sarjana ekonomi dari universitas swasta di Bekasi. Mereka
merencanakan mendirikan suatu tempat kursus ekonomi lengkap dengan komputer. Mereka
menghubungi saya dan mengajak bekerja sama, yaitu saya diminta
menyediakan tempat yang letaknya strategis.
Kata mereka dipakai sebagai
pengganti kata Ana, Selpianah, dan Qisti agar nama orang tidak
disebutkan berkali-kali dalam satu paragraf. Penyebutan nama orang yang
berkali-kali dalam satu paragraf akan menimbulkan kebosanan serta menghilangkan
kebutuhan paragraf.
2. Kata
Ganti yang lain
Kata ganti lain yang digunakan dalam meciptakan kepaduan
paragraf ialah itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas,
di sana, dan sebagainya.
Contoh : Itu rumah mereka. Mereka tinggal di situ
sejak sekolah kelas 1 sma sampai kelas 3 sma. Saudara-saudara mereka juga
sering ke situ.
3. Kata
Kunci
Di samping itu, ungkapan pangait
dapat pula berupa pengulangan kata-kata kunci, seperti kata polusi udara
pada contoh paragraf yang pertama. Pengulangan kata-kata kunci ini perlu
dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalau sering).
1.4
Pembagian Paragraf Menurut Jenisnya
Dalam sebuah karangan biasanya
terdapat tiga macam paragraf jika dilihat dari segi jenisnya.
1. Paragraf Pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk
samai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Paragraf pembuka
harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan
pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara
untuk menerik perhatian ini ialah dengna mengutip pertanyaan yang memberikan
rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal.
- Paragraf Pengembangan
Paragraf pengembangan ialah paragraf yang terletak
antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau
anak bab. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Paragraf
pengembangna mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Satu paragraf
dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan dengan cara ekspositoris,
dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentative
yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya.
- Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada
akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam
karangan itu. Paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah
dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.
1.5
Tanda Paragraf
Sebuah
paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok ke dalam,
kira-kira lima ketukan mesin ketik atau kira-kira dua sentimeter. Agar para
pembaca mudah dapat melihat permulaan tiap paragraf sebab awal paragraf
ditandai oleh kalimat permulaannya yang tidak ditulis dengan sejajar dengan
garis margin atau garis pias kiri. Penulis dapat pula menambahkan tanda sebuah
paragraf itu dengan memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.
1.6
Rangka Atau Struktur Sebuah Paragraf
Rangka
atau struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan
beberapa kalimat penjelas.apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih
dari sebuah kalimat topik, paragraf itu tidak termasuk paragraf yang baik.
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topic yang
dibicarakan pengarang. Pengarang meletakkan inti maksud pembicaraannya pada
kalimat topik.
Karena topik paragraf adalah pikiran utama dalam
sebuah paragraf, kalimat topik merupakan kaliamat utama dalam paragraf itu.
Setiap paragraf hanaya mempunyai sebuah topik, paragraf itu tentu hanya
mempunyai satu kalimat utama.
Kalimat utama bersifat umum. Adakalanya sebuah kalimat
yang di anggap umumj akan berubah menjadi kalimat khusus apabia paragraf itu
diperluas.
1.7 Letak Kalimat Utama (Kalimat Topik) Paragraf
Letak
kalimat topik pada paragraf-paragraf itu berbeda-beda. Paragraf yang meletakkan
kalimat topik pada awal paragraf, disebut paragraf deduktif, sedangkan
paragraf yang meletakkan kalimat topik di akhir paragraf disebut paragraf
induktif.
Kalimat topik ideal adalah kalimat topik yang jelas
maksudnya dan mudah dipahami. Pembaca tidak usah berpikir, lama-lama apa yang
dimaksudnya oleh penulis. Biasanya, kalimat yang mudah dipahami itu adalah
kalimat yang sederhana, ringkas, dan tidak berbelit-belit.
Sebaliknya, kalimat topik yang tidak ideal atau kalimat tidak jelas dan
membingungkan, harus dihindari.
Misalnya
:
Membingungkan :
Sistem
pondasi cakar ayam penemuan almarhum Prof. Sedyanto yang terkenal akhir-akhir
ini dikalangan internasional, terutama di negara Asean karena dipakai untuk
membangun berbagai struktur di atas tanah lembek.
Seharusnya :
Sistem fondasi cakar ayam dipakai untuk membangun
berbagai struktur di atas tanah lembek.
Kalimat topik yang baik adalah kalimat umum atau
kalimat yang tidak mendetail. Contoh sebagai berikut :
Umum :
Modifikasi
motor ini memerlukan berbagi faktor agar selesai dengan memuaskan.
Mendetail :
Modifikasi
motor ini memerlukan biaya yan gbanyak, waktu yang cukup, dan teaga yang
terampil agas selesai dengan memuaskan.
Sebuah paragraf itu sendiri atas satu kalimat topk dan
beberapa buah kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas penjelas itulah yang
membuat paragraf itu benar-benar “bicara” kepada pembacanya. Cara menjelaskan
kaliat topik itu dapat dengan mengulasnya, menyongkong, menceritakan, atau
memberikan definisi secera jelas.
Penulis yang berpengalaman tidak akan membuat kalimat
penjelas yang masih bersifat umum karena kalimat yang masih uum yang
menyebabkan pebaca harus meraba-raba makna paragraf. Ia akan memberikan
uraian-uraian yang terperinci untuk membuat paragraf dapat berbicara kepada
pembaca.
Paragraf
berikut memperlihatkan kepada kita bahwa penulisannya membuat kalimat-kalimat
penjelas yang terperinci sehingnga pembaca akan merasa yakin akan isi paragraf
tersebut.
Contoh:
Kemajuan teknologi di negara Republik Indonesia pada akhir-akhir ini sangat
dirasakan oleh masyarakat sebagai suatu prestasi besar bangsa Indonesia. Hal
itu ditunjang oleh beberapa faktor nyata yang sangat dibanggakan. Kehadiran
kapal laut industri PT PAL Indonesia, ditambah pula dengan kehadiran PT
dirgantara Indonesia sebagai pemasok pesawat. Apalagi di sana-sini tidak pula
ketinggalan beberapa industri computer seperti zyrek hasil buatan anak bangsa
Indonesia.
1.8
Pengembangan Paragraf
Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa
kalimat topik. Dalamg karangan itu kita harus mengembangkan beberapa paragraf
demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus hemat menenmpatkan paragraf topik.
Satu paragraf hanya mengandung sebuah kalimat topik.
Contoh di bawah ini
memperlihatkan perbedaan paragraf yang tidak hemat dan paragraf yang hemat akan
kalimat topic. Paragraf yang tidak hemat ini mengandung tiga buah kalimat
topik.
Penggemar bola persija Jakarta
besedia menunggu satu jam untuk memperoleh sebuah tiket jumpa fans persija.
Pertengahan bulan September persija Jakarta akan ,menghentikan jumpa pers
karena ada kendala di pertengahan jalan. Memang persija tergolong club bola
yang paling disegani di Indonesia.
Perhatikan paragraf berikut
yang merupakan hasil pengambangan kalimat-kalimat di atas.
Penggemar sepak bola persija bersedia menunggu satu
jam untuk memperoeh tiket jumpa fans. Pernyataan tersebut dikemuikakan oleh
penggemar bola persija di Jakarta. Hal ini terjadi setelah managemen persija
mengumumkan bahwa jumpa fans persija tidak jadi dilaksanakan.
1.9
Teknik Pengembangan Paragraf
Teknik
pengembangan paragraf itu, secara besarnya ada macam. Pertama, dengan
menggunakan “ilistrasi”. Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan
digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tergambar
nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Kedua, dengan “anlisis”. Apa yang
dinyatakan kalimat topic dianalisis secara logis sehingga pernyataan tadi
merupakan sesuatu yang meyakinkan.
Di dalam praktik, kedua teknik di
atas dapat diperinci lagi menjadi beberapa cara yang lebih praktis, di
antaranya :
- Dengan memberikan contoh/fakta
Biasanya, pembaca senang membaca
paragraf-paragraf yang dikembangkan dengan cara ini.
- Dengan memberikan Alasan-alasan
Dalam cara ini, apa yang dinyatakan
oleh kalimat topik dianalisis berdasarkan logika, dibuktikan dengan
urain-uraian yang logis dengan menjelaskan sebab-sebab mengapa demikian.
- Dengan bercerita
Pengarang mengungkapkan kembali
peristiwa-peristiwa yang sedang atau sudah berlalu apabila ia mengembangkan.
Paragraf dengan cara ini, pangarang berusaha membuat lukisannya itu hidup
kembali.
1.10 Pembagian Paragraf Menurut
Teknik Pemaparannya ( Isinya)
Paragraf menurut teknik pemapanrannya dapat dibagi dalam
emapt macam, yaitu deskriptif, ekspositoris, argumentative, dan naratif.
a) Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga
paragraf melukiskan. Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di depan
pembicaranya dapa berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Dengna
kata lain, deskriptif berurusan dengna hal-hal yang tertangkap oleh
pancaindera.
Contoh sebuah paragaf deskriptif
Pasar Taman Wisma adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua
barang ada disana. Di toko yang paling depan berderet toko baju seragam dan
sepatu. Di dalam terdapat penjual ikan-ikan yang masih segar-segar dan
berderet. Di samping kanan pasar terdapat penjual sayur-sayuran, bumbu dapur
dan peralatan masak. Di samping kiri pasar terdapat penjual pakain dan
obat-obatan. Pada bagian belakang pasar kita dapat menemukan pedagang daging
dan penjual es cendol.
b) Ekspositoris
Paragraf
ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu
objek. Peninjuannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat
menggunakan perkembangan analisi kronologis atau keruangan.
Contoh paragraf ekspositoris :
Pasar Taman Wisma Asri adalah pasar yang kompleks. disamping itu terdapat dua
puluh lima kios penjual kebutuhan sehari-hari. setiap hari rata-rata terjual
dua puluh meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa
besarnya uang yang masuk ke kas Bekasi dari pasar Taman Wisma Asri.
c) Argumentasi
Paragraf
argumentasi sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris. Paragraf
argumentasi disebut juga persuasi. Paragraf ini lebih bersifat membujuk atau
meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini
menggunakan perkembangna analisis.
d) Naratif
Karangan
narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah
karangan narasi atau paragraf narasi hanya kia temukan dalam novel, cerpen,
atau hikayat.
Contoh paragraf naratif :
Siang itu ibu kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang keluar
rumah. Bahkan ibu mengatakan bahwa aku tidak akan mendapatkan uang jajan ke
sekolah. Itu semua di gara-gara aku menghilangkan barnag kesayangan ibu.
1.11 Pembagian Paragraf Menurut
Letak Kalimat Utamanya
Pikiran utama adalah ide pokok atau
gagasan yang menjiwai isi paragraf yang dijelaskan dengan beberapa pikiran
penjelas. Pikiran utama merupakan pokok persoalan yang dipentingkan dalam
paragraf dan dituangkan dalam kalimat
utama. Kalimat utama bersifat tekstual sedangkan pikiran utama/gagasan utama/pokok
pikiran tidak tekstual. Untuk mengetahui gagasan utama kita harus membaca
paragraf secara berulang-ulang dan
mencermati bagian awal dan akhir paragraf.
Kalimat tempat menuangkan pikiran
utama disebut kalimat utama, sedangkan kalimat untuk menuangkan pikiran
penjelas disebut kalimat penjelas.
Berdasarkan letak kalimat utama, paragraf dibedakan atas :
a.
Paragraf deduktif, yaitu paragraf yang letak
kalimat utamanya di awal paragraf.
Contoh paragraf
deduktif:
Komunikasi
umumnya tampil dalam bentuknya yang informatif, edukatif dan persuasive. Maksudnya, komunikasi biasa
digunakan orang untuk menyampaikan pesan, mendidik, atau mempengaruhi persepsi
lawan bicara sehingga terbentuk sikap dan bahkan opini baru.
b.
Paragraf induktif, yaitu paragraf yang letak
kalimat utamanya di akhir paragraf
Contoh paragraf induktif :
Orang tua, siapa pun dia janganlah menjajah anak. Sebaliknya anak
patutlah selalu ingat hahwa sejahat-jahatnya orang tua, dia tidak akan sampai
hati membunuh anak hanya karena haknya tidak dipenuhi oleh anak. Namun perlu
sekali menyadari, bahwa orang tua selamanya menghendaki yang baik bagi anaknya,
sekalipun harus diakui bahwa yang menurutnya baik itu, tidak selalu demikian
menurut ukuran umum. Dengan demikian, yang perlu ialah bagaimana menciptakan
cara terbaik untuk mencapai saling pengertian.
c. Paragraf kalimat utama menyebar,
yaitu paragraf yang semua kalimat utama, yaitu kalimat utamanya ada di
awal,tengah dan akhir paragraf. Jenis paragraf ini
biasanya digunakan dalam karangan narasi dan deskripsi.
Contoh
1
Keributan ayam
berkeruyuk bersahutan-sahutan mengendur. Kian lama kian berkurang. Akhirnya tinggal
satu-satu saja terdengar kokok yang nyaring. Ayam-ayam itu mulai turun dari
kandangnya pergi ke ladang dan pelataran. Dengung dan raung
lalu lintas jalan raya kembali menggila seperti kemarin. Raung klakson mobil
dan desis kereeta api bergema-gema
menerobos ke relung-relung rumah di sepanjang jalan.
Contoh 2
Hamparan sawah
membentang luas. Padi menguning menunduk berayun-ayun, meliuk-liuk ditiup angin
lembah, berombak-ombak bagai samudra. Dangau-dangau berpencaran. Bocah-bocah
bertepuk sorak dengan suara nyarin, mengusir kawanan-kawanan parkit yang
berpesta pora memakan bulir-bulir padi. Bukit yang membujur bagaikan raksasa
tidur, membatas di kejauhan, berselimut mega seputih kapas, menambah asri
pemandangan.
No comments:
Post a Comment