Wednesday, February 27, 2013

GURINDAM


Kata gurindam berasal dari bahasa Tamil (India). Pengertian gurindam adalah karya sastra berbentuk puisi dua seuntai yang berima a-a. Meskipun terbentuk dalam dua larik, sebenarnya gurindam merupakan satu kalimat (dalam hal ini biasanya berupa kalimat majemuk dengan hubungan seperti sebab-akibat atau syarat-hasil). Larik pertama ”syarat”, sedangkan larik kedua ”jawabnya”.

Gurindam juga bisa disebut sajak peribahasa merupakan puisi yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Terdiri atas dua baris.
b. Rumus rima akhirnya adalah /aa/
c. Baris pertama merupakan syarat, dan baris kedua berisi akibat dari yang ditimbulkan oleh baris pertama.
d. Berisi ajaran, budi pekerti, dan nasihat keagamaan.

Dahulu (seperti halnya pantun, talibun, karmina, dan bidal) gurindam dibuat oleh orang yang tak dikenal (anonim). Ada satu gurindam yang dahulu sangat terkenal karya Raja Ali Haji. Raja Ali Haji seorang pujangga besar yang berasal dari Riau yang mempopulerkan gurindam ke dalam sastra Melayu klasik. Kumpulan gurindamnya terkenal dengan sebutan “Gurindam Dua Belas”. Disebut gurindam dua belas karena berisi dua belas pasal dan berisi kurang lebih 64 buah gurindam.

berikut Gurindam 12 karya Raja Ali Haji :

PASAL I #
Barang Siapa tiada memegang agama
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama
=> orang yang tidak beragama adalah kafir

Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang ma'rifat
=> orang yang mengerti agama adalah orang yang ber-Tuhan dan mengenal Tuhan

Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah
=> orang yang bertaqwa kepada Allah, akan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya

Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari
=> orang yang mengenal dirinya sendiri, maka ia mengenal Tuhan dan kekuasaanNya

Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang terpedaya
=> orang yang mengetahui tipu daya dunia

Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia melarat
=> orang yang mengerti akan kehidupan akhirat, ia tau bahwa kehidupan di dunia hanya sementara dan fana dibandingkan kehidupan di akhirat

PASAL 2#
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
=> orang yang taat kepada Allah, pasti takut dengan larangan Allah dan menjalankan perintahNya

Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
=> orang yang tidak sembahyang, maka hidupnya pasti runtuh

Barang siapa meninggalkan puasa
tidaklah mendapat dua temasya.
=> orang yang meninggalkan puasa, hidupnya pun sia-sia

Barang siapa meninggalkan zakat
tiadalah hartanya beroleh berkat.
=> orang yang tidak berzakat, hartanya tidak bermanfaat

Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.
=> orang yang mempu pergi haji namun tidak menjalankannya, maka ia telah ingkar janji

PASAL 3#
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
=> orang yang tidak menjaga hawa nafsu, akan rugi

Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadalah damping.
=> jaga telinga untuk mendengar pembicaraan yang baik saja, jangan hiraukan pembicaraan yang tidak penting dan jahat

Apabila terpelihara lidah,
nescaya dapat daripadanya faedah.
=> menjaga setiap ucapan agar memperoleh kebaikan

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
=> berhati-hati dalam berbuat sesuatu

Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi'il yang tiada senonoh.
=> sesuatu yang berlebihan, akhirnya pasti buruk

Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat
=> jika ingin mencapai sesuatu jangan setengah-setengah

Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjalan yang membawa rugi.
=> hati-hati dalam melangkah atau mengambil suatu keputusan.

PASAL 4#
Hati kerajaan di dalam tubuh,
jikalai zalim segala anggota pun roboh
=> hati yang jahat dapat membawa kesengsaraan

Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah
=> Rasa iri dan dengki akan mendapat penderitaan

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir
=> berpikir dahulu dalam berbuat, agat tidak melakukan perbuatan yang salah.

Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala
=> orang yang melakukan sesuatu dengan emosi, tidak akan bisa berpikir dengan baik

Jika sedikitpun berbuat bohong,
boleh diumpamakan mulutnya itu pekong
=> orang yang berbohong akan menerima akibat dari kebohongannya

Tanda orang yang amat celaka,
aib dirinya tiada ia sangka
=> orang yang tidak menyadari aibnya sendiri adalah orang yang celaka

Bakhil jangan diberi singgah,
itupun perampok yang amat gagah.
=> sifat buruk janganlah dipelihara, hendaknya dirubah

Barang siapa yang sudah besar,
janganlah kelakuannya membuat kasar.
=> orang yang memiliki kuasa janganlah berlaku sewenang-wenang

Barang siapa perkataan kotor,
mulutnya itu umpama ketur.
=> orang yang berkata tidak baik, akan mendapat predikat yang buruk

Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.
=> mengetahui kesalahan diri sendiri dari penilaian orang lain
PASAL 5#
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa.
=> orang yang baik bisa dilihat dari etikanya

Jika hendak mengenal orang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia
=> orang yang berbahagia, tidak menyia-nyiakan apapun

Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
=> orang yang mulia itu, apabila ia berkelakuan baik

Jika hendak mengenal orang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
=> orang yang berilmu adalah orang yang tidak putus asa dan selalu berusaha mencari ilmu

Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal
=> orang yang berakal, akan mengumpulkan bekal/pahala untuk di akhirat

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
=> orang yang baik dilihat dari cara ia berinteraksi dengan orang lain.

PASAL 6#
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
=> carilah sahabat yang selalu ada dalam situasi apapun

Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru
=> carilah seorang guru / orang yang berpengalaman untuk membimbing kita

Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh menyerahkan diri.
=> carilah pasangan yang baik dan rela berkorban

Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
=> carilah teman yang setia dan tidak berkhianat

Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi.
=> carilah seseorang yang memiliki budi pekerti baik

PASAL 7#
Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
=> orang yang banyak bicara, lebih banyak berkata dusta

Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah tanda hampir duka
=> orang yang suka berlebih-lebihan dapat mendatangkan petaka

Apabila kita kurang siasat, 
itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
=> berhati-hati dalam melakukan pekerjaan dan persiapkan dahulu secara matang

Apabila anak tidak dilatih,
jika besar bapaknya letih
=> anak yang tidak dibimbing dengan baik sejak kecil, saat besar akan melawan orang tuanya

Apabila banyak mencela orang
itulah tanda dirinya kurang
=> orang yang suka mencela orang lain, tidak menyadari kekurangan dirinya sendiri

Apabila orang banyak tidur,
sia-sia sahajalah umur
=> orang yang banyak tidur, hidupnya sia-sia

Apabila mendengar akan khabar,
menerimanya itu hendaklah sabar
=> menghadapi sesuatu hal hendaknya dengan penuh kesabaran

Apabila mendengar akan aduan,
membicarakannya itulah hendaklah cemburuan
=> apabila ada yang membicarakan keburukan seseorang, lebih baik hiraukan

Apabila perkataan lemah-lembut,
lekaslah segala orang mengikut
=> ikuti perilaku yang baik

Apabila perkataan yang amat kasar,
lekaslah orang sekalian gusar
=> jauhi perilaku yang buruk

Apabila pekerjaan yang amat benar,
tidak boleh orang berbuat onar
=>jangan mengacau jika ada orang yang hendak berbuat baik

PASAL 8#
Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
=> jika kita membohongi diri sendiri sama saja dengan membohongi orang lain

Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya
=> jangan percaya orang yang menghancurkan dirinya sendiri 

Lidah yang suka membenarkan dirinya,
daripada yang lain dapat kesalahannya
=> orang yang berbohong untuk menutupi kesalahan dan menganggap dirinya lebih benar dibandingkan orang lain

Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar pada orang datangnya khabar
=> jika ingin mendapatkan sesuatu yang baik hendaklah sabar

orang yang suka menampakkan jasa,
setengah daripada syirik mengaku kuasa
=> tidak baik memamerkan jasa yang telah kita lakukan

Kejahatan diri disembunyikan,
kebaikan diri didiamkan.
=> menutupi sisi negatif dari diri sendiri dan hanya menunjukkan sisi positif dari diri kita

Keaiban orang jangan suka dibuka,
keaiban diri hendaklah sangka.
=> menyadari kesalahan diri sendiri daripada membuka aib orang lain

PASAL 9#
Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaitulah syaitan.
=>orang yang tahu bahwa yang dia lakukan itu tidak benar, tetapi tetap ia lakukan itu sama saja dengan syaitan

Kejahatan seorang perempuan tua,
itulah iblis punya penggawa
=> orang jahat adalah pengikut iblis

Kepada segala hamba-hamba raja,
di situlah syaitan tempatnya manja
=>syaitan suka kepada orang yang malas

Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda
=> masa-masa muda penuh dengan godaan yang dapat menjerumuskan diri sendiri

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
di situlah syaitan punya jamuan
=>jika laki-laki dengan perempuan yang bukan muhrim berduaan, maka akan menimbulkan dosa

Adapun orang tua yang hemat,
syaitan tak suka membuat sahabat
=> syaitan tidak suka dengan orang yang hemat

Jika orang muda kuat berguru,
dengan syaitan jadi berseteru
=> orang yang rajin menuntut ilmu adalah musuhnya syaitan

PASAL 10#
Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka
=> harus patuh terhadap orang tua, agar mendapat ridha dari Allah Swt

Dengan Ibu hendaklah hormat,
supaya badan dapat selamat
=> hormatilah ibumu agar selamat dunia akhirat

Dengan anak janganlah lalai,
supaya boleh naik ke tengah balai.
=> jika ingin memiliki anak yang sukses, bimbinglah dengan baik sejak dini

Dengan isteri dan gundik janganlah alpa,
supaya kemaluan jangan menerpa.
=>

Dengan kawan hendaklah adil,
supaya tangannya jadi kafill
=> berbuatlah adil kepada siapapun

PASAL 11#
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
=> saling membantu dan berbakti kepada bangsa dan negara

Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
=> jadilah pemimpin yang baik

Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
=> jalankan tugas dengan penuh tanggung jawab

Hendak marah,
dahulukan hajat.
=> menahan emosi dalam mencapai keinginan

Hendak dimulai,
jangan melalui.
=> jangan pernah menunda-nunda sesuatu

Hendak ramai,
murahkan perangai.
=> berbuatlah baik jika ingin memiliki banyak teman

PASAL 12#
Raja mufakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri
=> jika kita bekerjasama akan menjadi satu kesatuan yang kuat

Betul hati kepada raja
tanda jadi sebarang kerja
=> orang yang selalu mematuhi perintah pemimpin

Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh inayat.
=> pemimpin harus menegakkan dan menegaskan keadilan

Kasihkan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu
=> orang yang berilmu, hidupnya akan dimudahkan dan memperoleh rahmat

Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai
=> berteman dengan orang pandai, akan mengetahui sesuatu yang baik

Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti
=> melakukan hal yang baik sebelum kita mati

Akhirat itu terlalu nyata,
kepada hati yang tidak buta.
=> orang yang hatinya sadar dan mengerti agama, yakin bahwa akhirat itu ada.

Kedua belas pasal "Gurindam Dua Belas" tersebut berisi nasihat tentang agama, budi pekerti, pendidikan, moral, dan tingkah laku. 
Pasal I dan II memberi nasihat tentang agama (religius). 
Pasal III tentang budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu dan makan seperlunya.
Pasal IV tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati (nurani) dan akal pikiran (budi). 
Pasal V tentang pentingnya pendidikan dan memperluas pergaulan dengan kaum terpelajar. 
Pasal VI tentang pergaulan, yang menyarankan untuk mencari sahabat yang baik, demikian pula guru sejati yang dapat mengajarkan mana yang baik dan buruk.
 Pasal VII berisi nasihat agar orang tua membangun akhlak dan budi pekerti anak-anaknya sejak kecil dengan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak orang tua yang akan repot sendiri. 
Pasal VIII berisi nasihat agar orang tidak percaya pada orang yang culas dan tidak berprasangka buruk terhadap seseorang. 
Pasal IX berisi nasihat tentang moral pergaulan pria wanita dan tentang pendidikan. Hendaknya dalam pergaulan antara pria wanita ada pengendalian diri dan setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat imannya. 
Pasal X berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti, yaitu kewajiban anak untuk menghormati orang tuanya. 
Pasal XI berisi nasihat kepada para pemimpin agar menghindari tindakan yang tercela, berusaha melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya, serta tidak berkhianat. 
Pasal XII (terakhir) berisi nasihat keagamaan, agar manusia selalu ingat hari kematian dan kehidupan di akhirat.

No comments:

Post a Comment