Dalam bahasa Arab, terdapat pasangan kata yang unik. Jika masing-masing kata tersebut berdiri sendiri dalam kalimat yang berbeda, kata tersebut akan memiliki makna yang sama satu sama lain. Namun, jika kedua kata tersebut terdapat dalam satu susunan kalimat, makna kedua kata tersebut justru berlainan. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak artikel di bawah ini, yang kami nukil dari situs www.pengenkemadinah.wordpress.com, dengan judul asli Pasangan yang Unik.
Pasangan yang UnikPasangan ini berpisah jika sedang berkumpul, tetapi berkumpul jika sedang berpisah.
Mereka adalah dua kata yang jika berkumpul lafadznya maka berbeda maknanya. Namun, jika tidak berkumpul lafadznya maka berkumpullah maknanya (mempunyai makna yang sama), makna kata yang satu mencakup makna kata yang lain. Kaidah ini dalam bahasa Arab sering disebut dengan:Apa sajakah pasangan kata yang memiliki kaidah unik ini? Mari kita simak pembahasannya berikut ini.كلمتان إذا اجتمعا افترقا، و إذا افترقا اجتمعا
-
الإله و الرب
Maka kata “rabb” di sini mempunyai arti Dzat yang menguasai, menciptakan, memiliki alam semesta, dan mengatur makhluk-Nya. Sedangkan kata “ilaah” berarti Dzat yang disembah dengan haq dan berhak untuk mendapatkan ibadah semata.قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ
Sedangkan jika kedua lafadz tersebut disebutkan terpisah yaitu dalam satu dalil disebutkan “rabb” saja atau “ilaah” saja, maka kata “rabb” mencakup makna “ilaah”, dan kata “ilaah” juga mengandung makna “rabb”. Sebagaimana dalam pertanyaan dua malaikat kepada mayit di dalam kubur, “man rabbuka?” Maksudnya adalah “Siapakah sesembahanmu dan siapakah pencipta dan pengatur hidupmu?”
Contoh yang lain:
الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِن دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَن يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُMaksudnya adalah “rabb kami dan sesembahan kami adalah Allah.”
“(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka mengatakan, ‘Tuhan kami ialah Allah.’” (QS. Al-Hajj: 40)
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُواMaka rububiyyah dalam ayat-ayat tersebut mengandung makna ilahiyyah.
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka …” (QS. Fushshilat: 30)
-
الإسلام و الإيمان
Adapun jika disebutkan terpisah maka “islam” juga mencakup “iman”, dan sebaliknya. Contohnya:
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19)
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَBukan berarti orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang memiliki amal batin saja tetapi tidak mempunyai amal badan. Maka “iman” dalam ayat ini mencakup amal batin dan amal badan sekaligus.
“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Mu`minuun: 1)
-
البر و التقوى
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَىAkan tetapi jika lafaznya terpisah maka “birr” dan “taqwa” mempunyai arti yang saling mencakupi yaitu melaksanakan perintah sekaligus menjauhi larangan. Contoh:
“… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa …” (QS. Al-Ma`idah: 2)
وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُوْلِي الأَلْبَابِ
“Berbekallah, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 197)
-
الفقير و المسكين
Adapun jika disebutkan bersendirian maka berkumpullah makna keduanya. Jika disebutkan faqir saja maka termasuk di dalamnya miskin, dan sebaliknya. Contoh:إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاء وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِّنَ اللّهِ وَاللّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 60)
فَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ
“Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan.” (QS. Ar-Ruum: 38)
إِن تُبْدُواْ الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِن تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاء فَهُوَ خَيْرٌ لُّكُمْ
“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu.” (QS. Al-Baqarah 271)
-
الأمر بالمعروف و النهي عن المنكر
كَانُواْ لاَ يَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُواْ يَفْعَلُونَTermasuk nahi munkar di sini adalah amar ma’ruf, karena meninggalkan yang ma’ruf termasuk kemungkaran.
“Mereka tidak saling melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (QS. Al-Ma`idah: 79)
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَTermasuk amar ma’ruf dalam ayat ini adalah meninggalkan kemungkaran, karena meninggalkan kemungkaran termasuk ma’ruf.
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raaf: 199)
Namun jika disebutkan bersamaan maka ma’ruf adalah ketaatan, sedangkan munkar adalah kemaksiatan.
Dan beberapa pasangan unik yang lainnya..
No comments:
Post a Comment