Monday, April 22, 2013

FIKSI PERCINTAAN BUKANLAH FIKSI PICISAN

   
Sebuah kekeliruan jika cerita pendek (cerpen) yang bertemakan percintaan dikatakan sebuah picisan,lebih dari itu, cerpen terkadang disisihkan begitu saja keberadaannya. Pengertian picisan selama ini dikaitkan erat dengan tema percintaan.Setiap cerita bertemakan percintaan selalu disebut picisan,seolah-olah tema percintaan tidak akan bisa menjadi karya sastra fiksi kolosal.
Seringkali orang menyebut film yang kental cerita percintaan dengan sebutan karya fiksi picisan,seharusnya bukan dan tidak harus seperti itu. Karya sastra fiksi dapat dikatakan picisan manakala tidak mampu menyuguhkan cerita yang mampu “menyihir” para pembacanya dikarenakan ceritanya seputar itu saja sehingga alurnya mudah ditebak dan akhirnya pasti happy ending. Dengan kata lain karya sastra fiksi picisan adalah karya sastra fiksi yang kuwalitas/mutunya sangatlah rendah yang tidak layak untuk dibaca maupun ditonton.

Jadi sebuah anggapan yang keliru jika sebuah karya sastra yang berkenaan dengan percintaan selalu disebut karya sastra fiksi picisan, misalnya cerpen yang kental dengan sosial kemasyarakatan,budaya,agama,primordial atau seksual (vulgar-red) yang bermutu rendah,justru karya sastra fiksi inilah yang disebut picisan,sedangkan karya sastra fiksi yang meledak-ledak (best seller-red) di pasaran bukanlah picisan melainkan kolosal.
Selama ini banyak karya sastra fiksi yang bertemakan drama percintaan selalu dianggap picisan padahal faktanya karya itu laris di pasaran. Ambil contoh banyak film-film India yang bertemakan percintaan masuk ke tanah air dan mendapat respon yang baik dari mayoritas masyarakat Indonesia  artinya cerita fiksi tersebut mampu dan punya daya saing dengan cerita fiksi yang lainnya dengan kata lain cerita fiksi itu berkuwalitas dan tidak layak disebut fiksi picisan. Misal : Kuch-Kuch Hotahai,Mohabbaten dan Kabi Khusi Kabhigham.
Banyak kalangan mengatakan bahwa film India itu picisan karena sangat kental dengan drama percintaannya,akan tetapi ketika film itu digandrungi masyarakat dengan jumlah yang banyak maka tidaklah pantas disebut picisan, melainkan kolosal meskipun bertemakan drama percintaan,jadi percintaan itu tidak selalu identik dengan picisan. Sebuah kesalahan besar jika karya sastra fiksi bertemakan drama percintaan ditolak karena alasan picisan. Oleh karena itu sebelum dipasarkan cerita fiksi bertemakan percintaan tersebut perlu dikaji dulu sehingga pemuatannya di media masa sudah dalam pertimbangan yang matang. Ini juga perlu dilakukan terhadap cerita-cerita lain yang tidak menyangkut percintaan saja,dengan demikian pembaca dapat menilai cerita itu picisan atau bukan.
Saya rasa,demikian halnya dengan cerpen percintaan,jika memang menurut redaktur cerpen percintaan itu memang layak dimuat semestinya dimuat saja. sebaliknya  jika memang tidak layak dimuat simpan saja di “ recycle bin ”nya redaksi. Saya rasa pembaca tahu bahwa karya itu adalah karya bagus meskipun cerpen itu dibilang picisan,hanya saja pandangannya mengatakan bahwa percintaan itu sama dengan picisan. Mereka tidak berani menyebut bahwa cerita percintaan adalah cerita yang menarik akan tetapi sebenarnya mengakui bahwa cerpen percintaan itu memang menarik.
Dalam perfilman tema percintaan memang lebih mampu merebut perhatian masyarakat dibandingkan dengan film-film lainnya. Bahkan semua sinetron di TV swasta ceritanya kebanyakan tentang percintaan.artinya apa ? karya film bertemakan drama percintaan masih menempati urutan teratas dibanding dengan tema lainnya.
Jadi, baik bagi penikmat maupun kritikus memiliki dampak positif dalam menanggapi sebuah karya sastra.meskipun demikian apakah dapat dipastikan bahwa kritikus akan selalu menghujat karya sastra yang kental dengan percintaan ? lambat laun tentu arahnya tidak akan terbendung karena memang saat ini karya sastra kita sedang dihadapkan pada tema-tema percintaan. Saya yakin ini akan menjadi perhatian khusus dari pembaca sebagaimana munculnya film India.

Penulis : Aprilia Eka Putri
Kelas   : XII IPA MA Sabilil Muttaqien

No comments:

Post a Comment