Pengertian Tasamuh
Tasamuh (toleransi) adalah rasa
tenggang rasa atau sikap menghargai dan menghormati terhadap sesama, baik
terhadap sesama muslim maupun dengan non muslim. Sikap
tasamuh juga berarti sikap toleran yaitu tidak mementingkan diri sendiri dan
juga tidak memaksakan kehendak. Dalam falsafah Jawa sikap tasamuh ini sering
disebut dengan tepo seliro, artinya mengukur segala sesuatu dengan
introspeksi pada diri sendiri. Kalau aku senang orang lain pun senang, kalau
aku tidak suka orang lain juga tidak suka. Orang yang tasamuh senantiasa
berusaha membina persaudaraan dan menghindari konflik dengan orang lain. Ia
memiliki prinsip hidup dan falsafah, ”Teman seribu terasa kurang, musuh satu
terlalu banyak”.
Islam mengajarkan bahwa sesama muslim
harus bersatu serta tidak boleh bercerai-berai, bertengkar, dan bermusuhan.
Karena sesama muslim adalah saudara. Terhadap pemeluk agama lain, kita
diperintahkan agar bersikap tasamuh. Sikap tasamuh terhadap non muslim itu
hanya terbatas pada urusan yang bersifat duniawi, tidak menyangkut masalah
akidah, syari’ah dan ubudiyah. Firman Allah SWT :
1). Katakanlah: "Hai orang-orang
kafir, 2). Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. 3). Dan kamu bukan
penyembah Tuhan yang Aku sembah. 4). Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa
yang kamu sembah, 5). Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang
Aku sembah. 6). Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (
QS. Al-Kaafirun : 1-6 )
Ciri-ciri dan contoh sikap tasamuh
Orang yang berjiwa tasamuh itu memiliki
ciri-ciri diantaranya tidak sombong, tidak egois, tidak memaksakan kehendak,
tidak pernah meremehkan orang lain, mau menghormati (sikap, pendapat, dan
saran) orang lain, mau berbagi ilmu dan pengalaman, saling pengertian, berjiwa
besar, terbuka menerima saran dan kritik, senang menerima nasehat orang lain,
dan sebagainya.
Contoh sikap tasamuh di tengah
kehidupan bermasyarakat misalnya seperti yang pernah dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW ketika membangun masyarakat Madinah yang pada waktu itu di Madinah
terdapat tiga golongan pemeluk agama, yaitu Islam, Yahudi, dan Nasrani. Mereka
saling bekerja sama dan bergotong royong dalam membangun Kota Madinah, tetapi
hanya dalam hal-hal yang bersifat urusan duniawi, tidak menyangkut urusan
agama. Contoh sikap tasamuh antar umat beragama (umat Islam dengan non muslim)
adalah dengan cara tidak ikut campur dalam masalah peribadatan masing-masing
pemeluk agama. Cukup dengan cara menghormati dan menghargai perbedaan keyakinan
beragama masing-masing dan tidak saling mengganggu. Tasamuh antar sesama umat
Islam ( antar interen umat beragama) misalnya dengan cara menghormati perbedaan
kelompok, madzhab, jama’ah, organisasi keagamaan, dan perbedaan furu’iyah lainnya.
Manfaat dan
hikmah sikap tasamuh
- Menjalin ukhuwah, persatuan, dan kesatuan dalam bermasyarakat
- Menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat
- Terwujudnya kerukunan dan terhindar dari perpecahan
- Terwujudnya ketenangan dan terhindar dari ketegangan dan konflik
- Menghilangkan hasud, fitnah, kebencian, dendam dan permusuhan
- Menciptakan rasa aman, tenang, tenteram, dan damai di masyarakat
- Menimbulkan sikap saling menghormati antar sesama.
No comments:
Post a Comment