Sunday, August 12, 2012

Paragraf dalam Bahasa Indonesia

1.1  Pendahuluan
 Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau pikiran. Pengertian lainnya adalah bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat  yang berhubungan secara utuh dan terpadu serta merupakan satu kesatuan pikiran. Paragraf disusun secara   sistematis  dan mengandung satu pikiran utama. Dengan demikian, sebuah paragraf hanya mengandung satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas.
Contoh sebuah paragraf :
  Polusi udara selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan –keterbatasan yang dimiliki kita tetap menjadikan polusi udara sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar berlangsung, penanganan polusi udara terus terjadi . hal ini mengundang keprihatinan kita karena masalah polusi udara banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemarna udara dan air. Selama melakukan pemeriksaan kendaraan, pengolahan limbah industri dan penghijauan itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula polusi udara menjadi masalah.
Paragraph ini terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal polusi udara. Oleh sebab itu, paragraph itu mempunyai topik “polusi udara” karena pokok permasalahan dalam paragraph itu adalah masalah polusi udara.
 Dalam tulisan-tulisan lain mungkin sering di jumpai tpik paragraph, seperti :
 1.      Peranan bahasa dalam kehidupan;
2.      Penyebab kebakaran hutan;
3.      Perombakan kabinet;
4.      Tragedi Semanggi;
5.      Kehidupan di ruang angkasa;
 Topik paragraph adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Oleh sebab itu, kadang-kadang di sebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Apa yang menjadi pokok menjadi pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah topik paragraf. Topik paragraf dijabarkan dalam kalimat topik atau kalimat utama.
  1.2  Syarat-Syarat Paragraf
 Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.
 a)      Kesatuan Paragraf
 Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf, paragraf menjadi tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat yang menyimpang harus dikeluarkan dari paragraf.
 Contoh:
Indonesia sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari mahasiswa Gunadarma setelah selesai mewakilkan Indonesia di pertandingan final kejuaraan IT tingkat Internasional, minggu malam, di Gedung Senayan City, Jakarta. Gunadarma kalimalang terdapat di Kalimalang Bekasi Barat, ibu kota provinsi Jawa Barat. Pernyataan itu dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan selama ini dapat terwujud, yaitu satu mendali emas, dua mendali perak, dan tiga mendali perunggu. Hal ini ditambah lagi oleh mahasiswa IT terbaik yang jatuh ke tangan Indonesia. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang pernah diraih oleh Indonesia dalam pertandingan seperti itu.      
b)      Kepaduan Paragraf
 Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antarkalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf.
1.3 Pengait Paragraf
 Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf, yaitu berupa :
 1.    Ungkapan penghubung transisi.
2.      Kata ganti.
3.      Kata kunci ( pengulangan kata yang terpenting ).
 1.      Beberapa Kata Transisi
 A.     Hubungan tambahan :
lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian, pula, begitu juga, lagi pula.
B.     Hubungan pertentangan :
Akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun, demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
C.     Hubungan perbandingan :
Sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu.
D.     Hubungan akibat :
Oleh sebab itu, jadi, akibat, akibatnya, oleh karena itu, maka, oleh sebab itu.
E.      Hubungan tujuan :
Untuk itu, untuk maksud itu.
F.      Hubungan singkatan :
Singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.
G.     Hubungan waktu :
Sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian.
H.     Hubungan tempat :
Berdekatan dengan itu.
2.      Kata Ganti.
Ungkapan pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti orang maupun kata ganti yang lain.
1.      Kata Ganti Orang
Dalam usaha memadu kalimat-kalimat dalam suatu paragraf, banyak menggunakan kata ganti orang. Pemakaian kat ganti ini berguna untuk menghindari penyebutan nama orang berkali-kali. Kata ganti yang dimaksud adalah saya, aku, ku, kita, kami (kaa ganti orang pertama), engkau, kau, kamu, mu, kamu sekalian (kata ganti orang kedua), dia, ia, beliau, mereka, dan nya (kata ganti orang ketiga). Contoh :
Ana, Selpianah, dan Qisti adalah teman kampus sejak semester 3 hingga sekarang. Kini mereka sudah menyandang gelar sarjana ekonomi dari universitas swasta di Bekasi. Mereka merencanakan mendirikan suatu tempat kursus ekonomi lengkap dengan komputer. Mereka menghubungi saya dan mengajak bekerja sama, yaitu saya diminta menyediakan tempat yang letaknya strategis.
Kata mereka dipakai sebagai pengganti kata Ana, Selpianah, dan Qisti agar nama orang tidak disebutkan berkali-kali dalam satu paragraf. Penyebutan nama orang yang berkali-kali dalam satu paragraf akan menimbulkan kebosanan serta menghilangkan kebutuhan paragraf.
2.      Kata Ganti yang lain
Kata ganti lain yang digunakan dalam meciptakan kepaduan paragraf ialah itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, di sana, dan sebagainya.
Contoh : Itu rumah mereka. Mereka tinggal di situ sejak sekolah kelas 1 sma sampai kelas 3 sma. Saudara-saudara mereka juga sering ke situ.
3.      Kata Kunci
Di samping itu, ungkapan pangait dapat pula berupa pengulangan kata-kata kunci, seperti kata polusi udara pada contoh paragraf yang pertama. Pengulangan kata-kata kunci ini perlu dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalau sering).
1.4  Pembagian Paragraf Menurut Jenisnya
 Dalam sebuah karangan biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat dari segi jenisnya.
 1. Paragraf  Pembuka
 Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk samai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menerik perhatian ini ialah dengna mengutip pertanyaan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal.
  1. Paragraf  Pengembangan
 Paragraf pengembangan ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Paragraf pengembangna mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentative yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya. 
  1. Paragraf Penutup
 Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.
1.5  Tanda Paragraf
 Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok ke dalam, kira-kira lima ketukan mesin ketik atau kira-kira dua sentimeter. Agar para pembaca mudah dapat melihat permulaan tiap paragraf sebab awal paragraf ditandai oleh kalimat permulaannya yang tidak ditulis dengan sejajar dengan garis margin atau garis pias kiri. Penulis dapat pula menambahkan tanda sebuah paragraf itu dengan memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.
1.6  Rangka Atau Struktur Sebuah Paragraf
 Rangka atau struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari sebuah kalimat topik, paragraf itu tidak termasuk paragraf yang baik.
 Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topic yang dibicarakan pengarang. Pengarang meletakkan inti maksud pembicaraannya pada kalimat topik.
 Karena topik paragraf adalah pikiran utama dalam sebuah paragraf, kalimat topik merupakan kaliamat utama dalam paragraf itu. Setiap paragraf hanaya mempunyai sebuah topik, paragraf itu tentu hanya mempunyai satu kalimat utama.
 Kalimat utama bersifat umum. Adakalanya sebuah kalimat yang di anggap umumj akan berubah menjadi kalimat khusus apabia paragraf itu diperluas.
1.7  Letak Kalimat Utama (Kalimat Topik) Paragraf
 Letak kalimat topik pada paragraf-paragraf itu berbeda-beda. Paragraf yang meletakkan kalimat topik pada awal paragraf, disebut paragraf deduktif, sedangkan paragraf yang meletakkan kalimat topik di akhir paragraf disebut paragraf induktif.
 Kalimat topik ideal adalah kalimat topik yang jelas maksudnya dan mudah dipahami. Pembaca tidak usah berpikir, lama-lama apa yang dimaksudnya oleh penulis. Biasanya, kalimat yang mudah dipahami itu adalah kalimat yang sederhana, ringkas, dan  tidak berbelit-belit. Sebaliknya, kalimat topik yang tidak ideal atau kalimat tidak jelas dan membingungkan, harus dihindari.
 Misalnya :
 Membingungkan :
 Sistem pondasi cakar ayam penemuan almarhum Prof. Sedyanto yang terkenal akhir-akhir ini dikalangan internasional, terutama di negara Asean karena dipakai untuk membangun berbagai struktur di atas tanah lembek.
 Seharusnya :
 Sistem fondasi cakar ayam dipakai untuk membangun berbagai struktur di atas tanah lembek.
 Kalimat topik yang baik adalah kalimat umum atau kalimat yang tidak mendetail. Contoh sebagai berikut :
Umum :
                        Modifikasi motor ini memerlukan berbagi faktor agar selesai dengan memuaskan.
Mendetail :
                        Modifikasi motor ini memerlukan biaya yan gbanyak, waktu yang cukup, dan teaga yang terampil agas selesai dengan memuaskan.
 Sebuah paragraf itu sendiri atas satu kalimat topk dan beberapa buah kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas penjelas itulah yang membuat paragraf itu benar-benar “bicara” kepada pembacanya. Cara menjelaskan kaliat topik itu dapat dengan mengulasnya, menyongkong, menceritakan, atau memberikan definisi secera jelas.
 Penulis yang berpengalaman tidak akan membuat kalimat penjelas yang masih bersifat umum karena kalimat yang masih uum yang menyebabkan pebaca harus meraba-raba makna paragraf. Ia akan memberikan uraian-uraian yang terperinci untuk membuat paragraf dapat berbicara kepada pembaca.
 Paragraf berikut memperlihatkan kepada kita bahwa penulisannya membuat kalimat-kalimat penjelas yang terperinci sehingnga pembaca akan merasa yakin akan isi paragraf tersebut.
 Contoh:
            Kemajuan teknologi di negara Republik Indonesia pada akhir-akhir ini sangat dirasakan oleh masyarakat sebagai suatu prestasi besar bangsa Indonesia. Hal itu ditunjang oleh beberapa faktor nyata yang sangat dibanggakan. Kehadiran kapal laut industri PT PAL Indonesia, ditambah pula dengan kehadiran PT dirgantara Indonesia sebagai pemasok pesawat. Apalagi di sana-sini tidak pula ketinggalan beberapa industri computer seperti zyrek hasil buatan anak bangsa Indonesia.
1.8  Pengembangan Paragraf
 Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik. Dalamg karangan itu kita harus mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus hemat menenmpatkan paragraf topik. Satu paragraf hanya mengandung sebuah kalimat topik.
 Contoh di bawah ini memperlihatkan perbedaan paragraf yang tidak hemat dan paragraf yang hemat akan kalimat topic. Paragraf yang tidak hemat ini mengandung tiga buah kalimat topik.
 Penggemar bola persija Jakarta besedia menunggu satu jam untuk memperoleh sebuah tiket jumpa fans persija. Pertengahan bulan September persija Jakarta akan ,menghentikan jumpa pers karena ada kendala di pertengahan jalan. Memang persija tergolong club bola yang paling disegani di Indonesia.
 Perhatikan paragraf berikut yang merupakan hasil pengambangan kalimat-kalimat di atas.
 Penggemar sepak bola persija bersedia menunggu satu jam untuk memperoeh tiket jumpa fans. Pernyataan tersebut dikemuikakan oleh penggemar bola persija di Jakarta. Hal ini terjadi setelah managemen persija mengumumkan bahwa jumpa fans persija tidak jadi dilaksanakan.
1.9  Teknik Pengembangan Paragraf
 Teknik pengembangan paragraf itu, secara besarnya ada macam. Pertama, dengan menggunakan “ilistrasi”. Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tergambar nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Kedua, dengan “anlisis”. Apa yang dinyatakan kalimat topic dianalisis secara logis sehingga pernyataan tadi merupakan sesuatu yang meyakinkan.
Di dalam praktik, kedua teknik di atas dapat diperinci lagi menjadi beberapa cara yang lebih praktis, di antaranya :
  1. Dengan memberikan contoh/fakta
Biasanya, pembaca senang membaca paragraf-paragraf yang dikembangkan dengan cara ini.
  1. Dengan memberikan Alasan-alasan
Dalam cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis berdasarkan logika, dibuktikan dengan urain-uraian yang logis dengan menjelaskan sebab-sebab mengapa demikian.
  1. Dengan bercerita
Pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang atau sudah berlalu apabila ia mengembangkan. Paragraf dengan cara ini, pangarang berusaha membuat lukisannya itu hidup kembali.
1.10  Pembagian Paragraf Menurut Teknik Pemaparannya ( Isinya)
Paragraf menurut teknik pemapanrannya dapat dibagi dalam emapt macam, yaitu deskriptif, ekspositoris, argumentative, dan naratif.
a)      Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan. Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di depan pembicaranya dapa berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Dengna kata lain, deskriptif berurusan dengna hal-hal yang tertangkap oleh pancaindera.
            Contoh sebuah paragaf deskriptif
Pasar Taman Wisma adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada disana. Di toko yang paling depan berderet toko baju seragam dan sepatu. Di dalam terdapat penjual ikan-ikan yang masih segar-segar dan berderet. Di samping kanan pasar terdapat penjual sayur-sayuran, bumbu dapur dan peralatan masak. Di samping kiri pasar terdapat penjual pakain dan obat-obatan. Pada bagian belakang pasar kita dapat menemukan pedagang daging dan penjual es cendol.
b)      Ekspositoris
Paragraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjuannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisi kronologis atau keruangan.
            Contoh paragraf ekspositoris :
            Pasar Taman Wisma Asri adalah pasar yang kompleks. disamping itu terdapat dua puluh lima kios penjual kebutuhan sehari-hari. setiap hari rata-rata terjual dua puluh meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas Bekasi dari pasar Taman Wisma Asri.  
c)      Argumentasi
Paragraf argumentasi sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris. Paragraf argumentasi disebut juga persuasi. Paragraf ini lebih bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangna analisis.
d)      Naratif
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi hanya kia temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.
            Contoh paragraf naratif :
            Siang itu ibu kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang keluar rumah. Bahkan ibu mengatakan bahwa aku tidak akan mendapatkan uang jajan ke sekolah. Itu semua di gara-gara aku menghilangkan barnag kesayangan ibu.
1.11  Pembagian Paragraf Menurut Letak Kalimat Utamanya
Pikiran utama adalah ide pokok atau gagasan yang menjiwai isi paragraf yang dijelaskan dengan beberapa pikiran penjelas. Pikiran utama merupakan pokok persoalan yang dipentingkan dalam paragraf  dan dituangkan dalam kalimat utama. Kalimat utama bersifat tekstual sedangkan pikiran utama/gagasan utama/pokok pikiran tidak tekstual. Untuk mengetahui gagasan utama kita harus membaca paragraf  secara berulang-ulang dan mencermati bagian awal dan akhir paragraf.
Kalimat tempat menuangkan pikiran utama disebut kalimat utama, sedangkan kalimat untuk menuangkan pikiran penjelas disebut kalimat penjelas.     Berdasarkan letak kalimat utama, paragraf dibedakan atas :
a.       Paragraf deduktif, yaitu paragraf yang letak kalimat utamanya di awal paragraf.
Contoh paragraf deduktif:
Komunikasi umumnya tampil dalam bentuknya yang informatif, edukatif dan persuasive. Maksudnya, komunikasi biasa digunakan orang untuk menyampaikan pesan, mendidik, atau mempengaruhi persepsi lawan bicara sehingga terbentuk sikap dan bahkan opini baru.
b.      Paragraf induktif, yaitu paragraf yang letak kalimat utamanya di akhir paragraf
Contoh paragraf induktif :
Orang tua, siapa pun dia  janganlah menjajah anak. Sebaliknya anak patutlah selalu ingat hahwa sejahat-jahatnya orang tua, dia tidak akan sampai hati membunuh anak hanya karena haknya tidak dipenuhi oleh anak. Namun perlu sekali menyadari, bahwa orang tua selamanya menghendaki yang baik bagi anaknya, sekalipun harus diakui bahwa yang menurutnya baik itu, tidak selalu demikian menurut ukuran umum. Dengan demikian, yang perlu ialah bagaimana menciptakan cara terbaik untuk mencapai saling pengertian.
c.       Paragraf kalimat utama menyebar, yaitu paragraf yang semua kalimat utama, yaitu kalimat utamanya ada di awal,tengah dan akhir paragraf. Jenis paragraf ini biasanya digunakan dalam karangan narasi dan deskripsi.
Contoh 1
Keributan ayam berkeruyuk bersahutan-sahutan mengendur. Kian lama kian berkurang. Akhirnya tinggal satu-satu saja terdengar kokok yang nyaring. Ayam-ayam itu mulai turun dari kandangnya pergi ke ladang dan pelataran. Dengung dan raung lalu lintas jalan raya kembali menggila seperti kemarin. Raung klakson mobil dan desis kereeta api bergema-gema  menerobos ke relung-relung rumah di sepanjang jalan.
Contoh 2
Hamparan sawah membentang luas. Padi menguning menunduk berayun-ayun, meliuk-liuk ditiup angin lembah, berombak-ombak bagai samudra. Dangau-dangau berpencaran. Bocah-bocah bertepuk sorak dengan suara nyarin, mengusir kawanan-kawanan parkit yang berpesta pora memakan bulir-bulir padi. Bukit yang membujur bagaikan raksasa tidur, membatas di kejauhan, berselimut mega seputih kapas, menambah asri pemandangan.              

No comments:

Post a Comment